Makanan Khas
Gangan Paliat adalah Salah satu masakan khas urang Tabalong. dimana
asal sumber masakan ini adalah dari Kota Kelua, yang tepatnya lagi dari
sebuah desa kecil yang namanya adalah Desa Paliat, Desa Paliat sendiri
berjarak kurang lebih 18 Km dari ibukota Tabalong/Kota Tanjung dan
memakan waktu kira-kira 20 menit perjalanan normal. nama Gangan Paliat
ini diambil dari nama Desa tersebut yaitu Paliat.
Didalam gangan paliat, ikan utamanya adalah ikan Baung, bisa juga
digantikan dengan Ikan Gabus, Ikan Tauman dan bisa juga dengan Udang.
Gangan paliat ini tidak hanya terkenal di kota Kelua dan Tanjung saja,
namun kelezatan masakan ini mampu mengundang orang-orang dari luar
daerah seperti Amuntai, Paringin, Barabai dan kota lainnya hanya untuk
datang ingin mencicipi gangan paliat tersebut.
Umumnya, pemilik warung gangan Paliat adalah warga Desa Paliat. Namun, mencari masakan gangan Paliat tak perlu lagi ke Desa Paliat. Karena penjual masakan itu sudah menyebar di Kabupaten Tabalong. Seperti dilakoni Hj Mariam warga Desa Paliat RT 2, yang berjualannya Jumat dan Sabtu di kawasan Terminal Transit Regional Desa Mabuun, Kecamatan Murung Pudak, sedangkan Sabtu sampai Kamis di Pasar Kelua, lalu Senin di Tamiyang Layang, Kalimantan Tengah.
Ditemui di lokasi berjualannya di samping Mal Thaybah kawasan terminal Mabuun, Ny Mariam didampingi sang suami Hj Zainuddin menceritakan, dia pernah mengikuti pameran dagang bertajuk The 5 Th SMEs’CO Festival gelaran Departemen Perindagkop, di Jakarta Convention Center dan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Yang menggembirakan, selama pameran pada 12-14 April 2007, Kabupaten Tabalong dengan menampilkan Gangan Paliat mampu menarik perhatian pengunjung. Kalau kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan menonjolkan barang khas daerah masing-masing, justru gangan Paliat terlihat lebih diminati.
“Siang hari kan pada lapar. Jadi, Gangan Paliat diserbu pengunjung yang bukan hanya warga Banjar saja. Seorang warga Jakarta yang bernama Ahmad Faruk, dia adalah pemilik restoran khas Indonesia di Singapura, mengajak kerjasama untuk membawa Gangan Paliat ke Singapura,” kata Ny Mariam.
Dikatakan suami Mariam, H Zainuddin. ketertarikan Ahmad Faruk disebabkan gangan Paliat mempunyai citra rasa nikmat dan hieginis. “Dia cenderung memilih penganan tidak berbau unsur kimia. Nikmat tidak berkurang tapi tinggi nilai kesehatannya. Kendati berlemak tapi diimbangi asam kuit yang mampu mengurangi masalah lambung atau gangguan pencernaan,”
Bumbu makanan ini 80 % terbuat dari kunyit dicampur santan kental dan asam kuit. Bumbu lainnya, kemiri, laos, daun serai, cabe merah, bawang merah. Ditambah penyedap rasa, air, garam, ikan basah semisal baung, patin, pipih, haruan, udang dan lain-lain.
Umumnya, pemilik warung gangan Paliat adalah warga Desa Paliat. Namun, mencari masakan gangan Paliat tak perlu lagi ke Desa Paliat. Karena penjual masakan itu sudah menyebar di Kabupaten Tabalong. Seperti dilakoni Hj Mariam warga Desa Paliat RT 2, yang berjualannya Jumat dan Sabtu di kawasan Terminal Transit Regional Desa Mabuun, Kecamatan Murung Pudak, sedangkan Sabtu sampai Kamis di Pasar Kelua, lalu Senin di Tamiyang Layang, Kalimantan Tengah.
Ditemui di lokasi berjualannya di samping Mal Thaybah kawasan terminal Mabuun, Ny Mariam didampingi sang suami Hj Zainuddin menceritakan, dia pernah mengikuti pameran dagang bertajuk The 5 Th SMEs’CO Festival gelaran Departemen Perindagkop, di Jakarta Convention Center dan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Yang menggembirakan, selama pameran pada 12-14 April 2007, Kabupaten Tabalong dengan menampilkan Gangan Paliat mampu menarik perhatian pengunjung. Kalau kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan menonjolkan barang khas daerah masing-masing, justru gangan Paliat terlihat lebih diminati.
“Siang hari kan pada lapar. Jadi, Gangan Paliat diserbu pengunjung yang bukan hanya warga Banjar saja. Seorang warga Jakarta yang bernama Ahmad Faruk, dia adalah pemilik restoran khas Indonesia di Singapura, mengajak kerjasama untuk membawa Gangan Paliat ke Singapura,” kata Ny Mariam.
Dikatakan suami Mariam, H Zainuddin. ketertarikan Ahmad Faruk disebabkan gangan Paliat mempunyai citra rasa nikmat dan hieginis. “Dia cenderung memilih penganan tidak berbau unsur kimia. Nikmat tidak berkurang tapi tinggi nilai kesehatannya. Kendati berlemak tapi diimbangi asam kuit yang mampu mengurangi masalah lambung atau gangguan pencernaan,”
Bumbu makanan ini 80 % terbuat dari kunyit dicampur santan kental dan asam kuit. Bumbu lainnya, kemiri, laos, daun serai, cabe merah, bawang merah. Ditambah penyedap rasa, air, garam, ikan basah semisal baung, patin, pipih, haruan, udang dan lain-lain.
Bagi yang belum pernah mencobanya silahkan aja datang ke Kota Kelua.
Bentuk dan cara pembuatan Kue Bingka Kacung ini sebenarnya sama dengan
kebanyakan Bingka-Bingka lainnya, namun rasa dan kelezatan yang dimiliki
Bingka Kacung ini mampu membuatnya terkenal di Kota Kelua dan Tanjung Tabalong.
Mengapa dinamakan Bingka kacung? Kacung adalah nama seorang warga desa
kelua yang bertempat tinggal di dekat Mesjid besar Ar-Ridha Kelua yaitu
orang yang membuat kue bingka ini, karena kue bingka buatannya sangat
lezat dan gurih, itulah yang membuat kue bingka ini terkenal dan
akhirnya orang-orang secara tidak sadar dan tidak sengaja dari mulut
kemulut memberi nama kue ini menjadi Bingka Kacung, dalam artian Bingka
Punya si Kacung.
Harga satu Bingka kacung ini agak relatif agak mahal dibandiingkan dengan bingka-bingka lainnya, namun karena rasanya yang enak, itu tak menyurutkan para penikmatnya untuk membelinya.
Harga satu Bingka kacung ini agak relatif agak mahal dibandiingkan dengan bingka-bingka lainnya, namun karena rasanya yang enak, itu tak menyurutkan para penikmatnya untuk membelinya.
Untuk daerah Tanjung, Bingka ini lebih terkenal dengan sebutan Bingka
Kelua, karena para pedagang kue Bingka disana membelinya (bingka
kacung) di kota kelua.
Bingka kacung ini merupakan kue yang banyak disukai warga kelua dan
tanjung, penjualan kue bingka kacung ini lebih membludak dan meningkat
tajam apabila menjelang bulan ramadhan, para warga kelua dan tanjung
yang menyukai bingka kacung ini selalu berburu bingka ini untuk
dijadikan kue penutup makan setelah berbuka puasa. apabila terlambat
membelinya maka jangan heran kalau kue bingka kacung ini sudah habis
dijual dipasar.Untuk sementara ini hanya 2 masakan dan kue diatas saja yang penulis ketahui menjadi ciri khas dari kuliner yang dimiliki Kota Kelua, yang tentunya tidak dimiliki daerah lain, yaitu Gangan paliat dan Bingka Kacung.
Namun Kuliner di Kota Kelua tidak itu saja, masih banyak lagi macam-macam kuliner makanan, kue, jajanan, dll yang ada di kota kelua serta dijumpai di banyak daerah-daerah lain di Kalimantan Selatan. berikut akan penulis tampilkan gambarnya satu persatu :
Soto |
Gado-gado |
Nasi goreng |
Nasi sop |
Wadai kiping |
Wadai kelelepon |
Wadai lamang |
Wadai Pais |
Wadai Apam |
Wadai Dadar Gulung |
Nilai Budaya
Di dalam
kehidupan masyarakat Tabalong yang sudah berproses berabad-abad lamanya, telah
mengukir suatu bentuk kebudayaan dan tradisi orang Banjar pada umumnya dan juga
masyarakat Tabalong pada khususnya, suatu bentuk kebudayaan dan tradisi
tersebut di atas merupakan perpaduan antara Suku Dayak dan Bangsa Melayu dan
Jawa. Ajaran Islam yang dibawa oleh pedagang Arab dan Persia memasuki
masyarakat Banjar, banyak mempengaruhi, campuran ini yang jelas terlihat pada
kehidupan penduduk.Upacara tradisional masih memegang peranan penting dalam
setiap tahap kehidupan orang Banjar. Sebagai contoh, seorang anak yang
menginjak dewasa dan telah menyelesaikan pelajaran Kitab Suci Al-Qur’an
dirayakan dengan upacara “BATAMAT”
Kemudian, contoh lain seorang bayi yang
lahir diberi nama dalam suatu upacara “TASMIAH”;. Semua ini adalah ciri yang
mewarnai kehidupan orang atau masyarakat Tabalong. Tarian juga memegang peranan
penting dalam upacara-upacara tradisional, demikian juuga dengan beberapa
tarian dan pertunjukan, seperti Tarian Dadas Suku Dayak, Madihin, Lamut,
Mamanda, Silat, Gentor, serta pertunjukan yang diiringi dengan menaiki pohon
Manau (Rotan besar yang berduri) sebagai pengujian kekebalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar